Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Maluku, Saidah Tethool

Lima Mahasiswa Kedokteran Unpatti Ambon Terancam DO

170

Ambon, Zona Maluku - Lima orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon terancam dikeluarkan atau Drop Out (DO), lantaran nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang mereka capai di bawah 2,5.

Menurut Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Maluku, Saodah Tethool, kelima mahasiswa itu memiliki IPK hanya 1,8. Untuk itu, mereka diarahkan untuk pindah kampus dan fakultas, dari pada dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi (Kemendikti) setelah berada di semester VII nanti.

"Kalau dipaksakan pada akhirnya di semester VII mereka tidak akan mendapatkan apa-apa. Kalau terus dipaksakan kan kasihan orang tua mereka terus membayar uang semester. Pada akhirnya di semester VII itu mereka akan dikeluarkan oleh Kemendikti sendiri. Mereka tidak mendapat apa-apa," kata Saodah Tethool, usai rapat Komisi IV dengan para mahasiswa tersebut di baileo rakyat Karang Panjang Ambon, Jumat (20/12/2024)

Menurut dia, dari pada nantinya dikeluarkan oleh Kemendikti, pihak kampus menawarkan jalan dipindahkan (Drop In) bagi kelima mahasiswa itu. Mereka diarahkan memilih kampus dan fakultas lain, sebagai langkah untuk menyelamatkan pendidikannya.

Saodah Tethool menjelaskan, pihaknya telah mengundang Dekan Fakultas Kedokteran Unpatti untuk duduk bersama mencari solusi atas persoalan tersebut. 

Oleh Dekan, solusi yang ditawarkan adalah Drop In atau dipindahkan ke universitas lain dan fakultas yang berbeda.

"Itu yang kami cari solusinya bersama untuk adik-adik kami di fakultas kedokteran. Dari 50 anak pada akhirnya tersisa lima anak yang kita masih harus mencari solusi untuk mereka," terang Tethool.

Dikatakan, semua fakultas kedokteran memiliki standar dan sistem yang sama. Mekanisme pengajarannya menerapkan sistem blok.

Dijelaskan, bila umumnya dalam perkuliahan ada nilai yang kurang dalam satu mata kuliah, maka mahasiswa bisa mengulang dalam tahun depan atau setelah melewati semester berikutnya.

Namun, dalam sistem blok hal itu tidak berlaku. Dalam sistem blok mahasiswa yang nilainya butuh perbaikan baru bisa melakukannya setelah melalui semester IV.

"Biasanya kalau pada semester I ada nilai yang masih kurang, maka di semester III dia bikin perbaikan. Tapi (di Fakultas Kedokteran) dibuat perbaikan setelah semester IV, karena mereka memakai sistem blok," ujarnya.

Saodah Tethool menyampaikan, Persoalan yang sering terjadi di fakultas kedokteran antara lain banyak mahasiswa yang tidak menyelesaikan kuliahnya. 

Hal itu dilatarbelakangi kondisi bahwa mereka dipaksakan oleh keinginan orang tua yang mengharuskan anaknya kuliah kedokteran.

Untuk itu, politisi Partai Gerindra itu mengimbau kepada para orang tua agar tidak memaksakan kehendak kepada anak.

"Kami dari Komisi IV sebagai wakil rakyat mengimbau kepada orang tua untuk tidak memaksakan anak kuliah di fakultas yang mereka tidak mau, karena nanti mereka yang menjalani. Akibatnya seperti sekarang ini, orang tua memaksakan anaknya kuliah di kedokteran, tapi nurani anaknya tidak mau. Pada akhirnya, dalam perjalanan dia tidak pernah hadir dalam perkuliahan. Itu juga mengakibatkan nilainya kurang," ungkapnya.

Dia berharap, orang tua bisa  memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih ke mana arah pendidikannya yang sesuai kemampuannya. 

Untuk diketahui, sebelumnya ada 55 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Unpatti yang terancam Drop In.

Belakangan, dari 55 mahasiswa itu 34 orang di antaranya diberi kesempatan untuk perbaikan nilai. Sedangkan 19 orang lainnya sudah berpasrah dengan kebijakan fakultas. 

Namun, lima orang di antara mereka yang berpasrah itu tetap berusaha agar pendidikan mereka dapat berlanjut. (REM).